Hellow Guy Kembali Lagi Di Artikel http://smk1pematangsiantartkj.blogspot.co.id
Kali Ini Saya Membawakan Artikel TKJ Kelas XI Semester 1
Oke ! ;) Lanjut Ke Pos Saya Ini
PERENCANAAN JARINGAN
A.
Pendokumentasian Jaringan yang ada
Masalah
Dokumentasi Jaringan merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap
administrator jaringan, fungsinya agar jaringan yang dikelola tersebut dapat di
monitoring dengan baik dan juga memudahkan administrator untuk memperbaiki pada
jaringan apabila terjadi kesalahan.
Pendokumentasian
Jaringan yang ada. : Jaringan yang ingin dibuat adalah jaringan warnet.
Warnet
adalah Sebuah tempat yang menyediakan komputer beserta layanan internet. Warnet
merupakan salah satu tempat usaha yang memakai system jaringan computer dalam
melakukan operasinya, agar jaringan computer di warnet tersbut terhubung ke
internet diperlukan sebuah koneksi melalui jasa ISP ( internet service provider
).
B.
Survey Lapangan
Survei
Lapangan Biasanya digunakan untuk mengetahui potensi pasar/keuntungan dari
warnet tersebut nantinya, yang biasa dilakukan saat survei lapangan adalah :
·
Lokasi
tempat warnet itu berada
·
Lokasi
berada di pusat keramaian,
·
Lokasi
berada ditengah kawasan penduduk.
·
Survey
peluang membuka warnet
·
Lokasi
berada pada perumahan penduduk.
·
Kemampuan
finansial orang-orang yang ada disana (
minimal sekali berkunjung mereka akan membayar 3000-1000 untuk pembayaran
warnet).
C.
Topologi fisik dan logic
Jenis
Hubungan yang digunakan adalah Hubungan Client-Server.
Alasan :
Karena Client-Server menggambarkan bahwa lalu lintas hubungan antar perangkat dikendalikan oleh satu komputer
(Server) dan perangkat lainnya (Client) harus melalui perangkat tersebut setiap
kali melakukan proses komunikasi.
Gambar 1.1
Topologi di Warnet
Topologi
yang digunakan adalah Topologi Bus.
Alasan :
Karena pada topology ini kita sudah menggunakan bantuan alat lain untuk mengkoneksikan
jaringan komputer, seperti HUB, Switch, dll. (Sama Hal Nya Seperti Di Warnet).
D.
Dokumentasi kebutuhan jaringan
Hardware yang
dibutuhkan :
·
1 buah
computer yang dipakai untuk server
·
5 buah
computer untuk client
·
Spesifikasi
untuk komputer client maupun server.
·
Processor
Intel Pentium Dual Core 2,7 Ghz atau Lebih.
·
VGA 1GB atau lebih (karena digunakan Untuk
bermain Game.
·
RAM Minimal
2 GB.
·
Monitor yang
memiliki resolusi 1024 X 768 ke atas.
·
Memiliki
Hard disk Minimal 500 Mb.
·
1 printer
untuk menampilkan hasil teks dan gambar ( Di server saja)
·
Mouse.
·
Keyboard.
·
Ear phone.
Perangkat Jaringan Yang dibutuhkan :
·
Router (Di
server)
·
NIC (Network
Interface Card) harus sudah bisa mengimbangi kecepatan yang dipakai untuk itu
minimal diperlukan NIC memiliki kecepatan minimal 100/10 MBPS.
·
SWITCH/ HUB
digunakan untuk menghubungkan tiap computer dalam sebuah jaringan local
sebaiknya digunakan SWITCH yang memiliki 16 port.
·
Cable UTP
yang digunakan minimal cat. 5 karena biasanya dalam sebuah warnet jarak antar
tiap computer tidak terlalu berjauhan serta ini sesuai dengan NIC yang
dimiliki. Konektor RJ45 untuk menghubungkan cable UTP dengan NIC. Dalam sebuah
warnet biasanya digunakan tipe STRIGHT untuk menghubungkan client, server ke
SWITCH dan menghubungkan Server Ke Router.
·
Modem ADSL.
Software yang diperlukan:
·
Billing
sebuah aplikasi yang dipakai untuk membantu admin dalam melakukan perhitungan
waktu dan biaya serta digunakan untuk membuat laporan keuangan dan laporan data
karyawan pada warnet, selain itu juga billing digunakan untuk memanajemen
client memberikan penomoran pada client.
·
Web Browser
adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membuka sebuah website dan
melakukan aktifitas berinternet lainnya.
·
Apliksi Game
Online untuk dapat masuk ke layanan game online misalnya Point Blank dll.
·
Alamat IP,
alamat IP yang digunakan pada jaringan local di warnet menggunakan IP ver. 4
kelas C karena hanya terdiri dari belasan computer.
·
Sistem
Operasi yang digunakan sebaiknya sama atau untuk server digunakan Sistem
Operasi khusus server minimal untuk client adalah Microsoft windows XP atau
untuk server Windows Server 2003, Debian Juga Boleh.
·
Internet
Download Manager, merupakan aplikasi yang digunakan untuk membantu proses
download.
·
Bandwitch
limiter digunakan untuk mengatur bandwitch yang diberikan pada tiap client agar
merata.
E.
Perancangan perencanaan jaringan
Jaringan lokal atau Local Area Network adalah
sekumpulan dua atau lebih komputer yang berada dalam batasan jarak lokasi satu
dengan yang lain, yang saling terhubung langsung atau tidak langsung. LAN
dibedakan atas cara komputer tersebut saling terkoneksi, baik secara logik
maupun fisik. Komputer dalam sebuah LAN bisa berupa PC, Macintosh, Unix,
Minicomputer, Mainframe ataupun hardware lain dengan arsitektur yang berbeda,
walaupun ada batasan dalam setiap mesin untuk saling terkoneksi dengan mesin
lain berupa batasan fisik dan logik. Sebuah PC atau komputer dalam sebuah LAN
disebut sebagai node, node bisa berupa server atau workstation yang kadang
disebut sebagai station saja. Minicomputer atau Mainframe berfungsi sebagai
host untuk sebuah dumb-terminal atau PC (diskless workstation). LAN yang
mengkoneksikan node melalui jaringan publik telepon atau dedicated biasa
disebut sebagai Wide Area Network (WAN).
a. Topology
Dalam kaitannya dengan konfigurasi, tipe LAN dibagi
menjadi dua bagian:
ü Kaitan administrasi antar node, jaringan server-base dan jaringan peer-to-peer.
ü Kaitan fisik dan logik antar node, ditentukan oleh bagaimana logika/fisik
data melewati jaringan yang dibedakan oleh arsitektur jaringan berupa Ethernet,
Token-Ring atau FDDI dll, dan tipe logik jaringan bus, ring atau star.
Topologi jaringan dibedakan atas
layout antar node secara fisik dan logik. Secara fisik topologi jaringan berupa
sistem bus, ring, star ataupun campuran.
·
Sistem bus menggunakan media yang dipakai bersama
antar node, contohnya jaringan 10Base-2 dan 10base-5 yang menggunakan kabel
coaxial.
·
Sistem ring
menggunakan koneksi antar node berbentuk melingkar, sistem ini dikembangkan
oleh IBM.
·
Sistem star menggunakan konsentrator untuk koneksi
semua node, konsentrator ini bisa berupa hub ataupun switch. Topologi logik
jaringan dibedakan atas bagaimana data dilewatkan melalui jaringan. Secara
fundamental hanya ada dua topologi logik yaitu:
§ Bus, sistem ini menggunakan metoda broadcast ke jaringan untuk komunikasi
data dari node ke node. Setiap node akan menerima data dari broadcast ini dan
akan diabaikan jika memang bukan tujuannya. Broadcast yang berlebihan bisa
mengurangi kinerja jaringan, karena kondisi ini dikenal metoda switching untuk
mengurangi broadcast (berlaku hanya pada jaringan kabel).
§ Ring, sistem ini menggunakan metoda token-passing dimana data yang dikirim
akan berputar melalui node ke node sampai node tujuan ditemukan.
Topologi logik pada implementasinya secara fisik bisa berbeda, misalnya topologi ethernet bus menggunakan kabel UTP dan concentrator hub (secara fisik topologinya adalah star). Topologi logik jauh berkembang lebih pesat dibandingkan dengan topologi fisik.
Topologi logik pada implementasinya secara fisik bisa berbeda, misalnya topologi ethernet bus menggunakan kabel UTP dan concentrator hub (secara fisik topologinya adalah star). Topologi logik jauh berkembang lebih pesat dibandingkan dengan topologi fisik.
b. Arsitektur Jaringan
Arsitektur
Jaringan terdiri dari perkabelan, topologi, media metoda akses dan format
paket. Arsitektur yang umum digunakan dalam jaringan adalah berbasis kabel
elektrik, melalui perkembangan teknologi optik kini banyak digunakan juga serat
kabel optik sebagai media alternatif beserta kelebihan dan kekurangannya.
Arsitektur Jaringan berada pada masa kondisi transisi. ARCnet, Ethernet dan
Token-Ring merupakan salah satu contoh arsitektur lama yang akan segera
digantikan dengan arsitektur lain dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Arsitektur Jaringan yang sekarang banyak dipakai, meskipun dianggap obsolete, mendukung transmisi mulai dari 2,5 Mbps untuk jaringan ARCnet, 10 Mbps Ethernet dan 16 Mbps untuk jaringan Token-Ring. Arsitektur Jaringan ini telah dikembangkan untuk kinerja yang lebih tinggi, pada jaringan ARCnet ditingkatkan menjadi ARCnet Plus 20Mbps dan Ethernet ditingkatkan menjadi 100 Mbps Fast Ethernet dan 1000 Mbps dengan nama Gigabit Ethernet.
Selain pengembangan yang sudah ada, juga mulai diimplementasikan arsitektur baru seperti serat optik atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Teknologi terakhir untuk serat optik adalah Synchronous Optical Network (SONET). Selain jaringan kabel tembaga dikenal juga jaringan nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio dan gelombang mikro (microwave).
Arsitektur Jaringan yang sekarang banyak dipakai, meskipun dianggap obsolete, mendukung transmisi mulai dari 2,5 Mbps untuk jaringan ARCnet, 10 Mbps Ethernet dan 16 Mbps untuk jaringan Token-Ring. Arsitektur Jaringan ini telah dikembangkan untuk kinerja yang lebih tinggi, pada jaringan ARCnet ditingkatkan menjadi ARCnet Plus 20Mbps dan Ethernet ditingkatkan menjadi 100 Mbps Fast Ethernet dan 1000 Mbps dengan nama Gigabit Ethernet.
Selain pengembangan yang sudah ada, juga mulai diimplementasikan arsitektur baru seperti serat optik atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Teknologi terakhir untuk serat optik adalah Synchronous Optical Network (SONET). Selain jaringan kabel tembaga dikenal juga jaringan nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio dan gelombang mikro (microwave).
c. Perangakat Keras
Perangkat keras jaringan yang
berbasis PC adalah komputer itu sendiri, kartu jaringan, kabel, konektor,
konsentrator kabel, pelindung dan perlengkapan tambahan (tools). Komputer yang
dipakai dalam jaringan umumnya mempunyai spesifikasi kelas AT dengan prosesor
80386 ke atas, kelas prosesor ini mampu memproses data dengan sistem arsitektur
32 bit. Untuk stations atau dumb-terminal bisa lebih rendah spesifikasinya.
Kartu jaringan dipasang harus sesuai dengan arsitektur jaringan yang dipakai,
kartu Ethernet tidak bisa dipasang di jaringan Token-Ring.
Kabel yang digunakan bervariasi
sesuai dengan topologi logik jaringan, jaringan Ethernet Bus menggunakan kabel
RG-58 atau thin-net coaxial, RG-8 atau thick-net, sering juga disebut dengan
Yellow Cable. ARCnet juga menggunakan kabel rg-58 tetapi menggunakan sebuah
consentrator. Saat ini ARC sudah sangat jarang dipakai. Kabel jaringan yang
paling banyak dipakai sekarang adalah Unshielded Twisted Pair (UTP) atau
pasangan kabel berpilin tanpa pelindung. Untuk pemakaian luar gedung digunakan
Shielded Twisted Pair (STP). Selain peralatan fisik juga dibutuhkan peralatan
bantuan untuk pengerjaan pemasangan kabel seperti crimper, AVOmeter dan network
tester. Network tester cukup mahal, bisa ribuan dollar, untuk jaringan kecil
bisa cukup dengan AVOmeter saja untuk memastikan kondisi sambungan yang
dilakukan crimper layak digunakan.
d. Perangkat Lunak
Perangkat
lunak jaringan terdiri dari driver interface (NIC), Sistem Operasi Jaringan
atau Network Operating System (NOS), Aplikasi Jaringan, Aplikasi Manajemen dan
Aplikasi Diagnostik/Monitoring dan Aplikasi Backup. Beberapa dari elemen-elemen
ini terbundel dalam satu paket NOS dan sebagian berbentuk sebagai third-party
software.
Driver
menjembatani kartu jaringan dengan perangkat lunak jaringan di sisi server
maupun workstation. Driver kartu jaringan spesifik terhadap jenis kartu
jaringan dan sistem operasi yang dipakai, biasanya selain disediakan oleh
vendor pembuat kartu tersebut juga kadang disediakan oleh vendor sistem operasi
jaringan. Jika anda kehilangan driver NIC tersebut anda masih bisa mencari
melalui internet ke situs vendor tersebut atau ke situs NOS-nya.
Setiap
workstation membutuhkan aplikasi NOS client untuk dapat berkomunikasi dengan
server. Aplikasi ini sering juga disebut sebagai shell, redirector, requestor
atau client. Pada umumnya NOS client sudah terbundel dalam sistem operasi,
misalnya Samba client di Windows sudah termasuk dalam Explorer.
Network
Aware Application adalah bundel aplikasi server yang didesain khusus untuk
sistem jaringan. Aplikasi ini mempunyai sifat aware terhadap sistem jaringan
seperti pencatatan akses, pembatasan akses tertentu, dll. Aplikasi yang canggih
dalam dunia client/server bahkan bisa membagi proses ke mesin-mesin lain yang
terpisah. Di Linux contohnya adalah proyek Beowulf.
e. Pengembangan
Pengembangan jaringan meliputi 4
tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil yang sempurna dalam jaringan.
Keempat tahap tersebut adalah planning (perencanaan), design (perancangan),
implementation (implementasi)
1) Perencanaan
Tahap awal ini bertujuan untuk
mendapatkan needs (kebutuhan), keinginan (desirability) dan kepentingan
(interest). Untuk mendapatkan ketiga hal ini harus dilakukan survey ataupun
wawancara terhadap user. Selain itu harus ditentukan pendekatan yang paling
feasible untuk tahapan selanjutnya.
Satu langkah yang paling penting
dalam perencanaan jaringan ini adalah pencarian/investigasi dalam konteks
sebelum jaringan terbentuk. Investigasi ini ditujukan untuk mencari pola kerja,
alur, trafik dan kemungkinan bottleneck di dalam jaringan, selain itu investigasi
ini bisa membantu dalam kemungkinan kebutuhan di masa selanjutnya. Berbicara
dengan user langsung akan mendapatkan input yang lebih signifikan tentang
kebutuhan mereka, keinginan dan mungkin juga ketakutan user. Sebagai admin anda
harus bekerjasama dengan user.
2) Perancangan
Tahap ini merupakan detail
perencanaan di atas. Dalam tahap ini faktor-faktor yang ada dalam perencanaan
dijabarkan secara detail untuk kebutuhan tahap selanjutnya pada saat
implementasi. Perancangan jaringan adalah proses yang mystic-mixture art,
science, keberuntungan (luck) dan accident (terjadi begitu saja). Meskipun
penuh dengan proses yang misterius ada banyak jalan dan strategi untuk
melaluinya.
Jumlah node dan pendelegasian tugas.
Isu yang banyak dikenal dalam perancangan jaringan adalah jumlah node/titik
yang ada. Dari jumlah node yang ada bisa kita definisikan tugas yang harus
dikerjakan oleh setiap node, misalnya karena jumlah node sedikit print-server
cukup satu disambungkan di server atau di salah satu workstation. Jika jumlah
node lebih banyak ada kemungkinan terjadi duplikasi tugas untuk dibagi dalam
beberapa segmen jaringan untuk mengurangi bottleneck.
Pendefinisian Operasional Jaringan.
Langkah yang bagus jika anda mendapatkan perhitungan sumber daya dan pemakaian jaringan.
Perhitungan ini berkaitan dengan spesifikasi perangkat keras yang akan dipakai
seperti apakah harus menggunakan switch daripada hub, seberapa besar memory
yang dibutuhkan, apakah dibutuhkan kabel riser fiber optik karena jaringan
menyangkut bangunan berlantai banyak, dan sebagainya.
3) Implementasi
Pemasangan jaringan secara aktual
terjadi pada tahap implementasi. Di tahap ini semua rencana dan rancangan
diterapkan dalam pekerjaan fisik jaringan.
Beberapa pertimbangan dan saran dalam melakukan instalasi jaringan:
·
Tetap
informasikan ke user apapun yang terjadi selama pemasangan.
·
Dapatkan
diagram eksisting jaringan, jika terjadi kemungkinan kabel yang sudah eksis
tetap bisa dipakai atau digunakan sebagai backup/cadangan
·
Tes semua
komponen sebelum dipasang dan tes kembali setelah komponen terpasang.
·
Kabel dan
komponen harus dipasang oleh orang yang mengerti tentang hal tersebut.
·
Jangan
melanjutkan ke langkah berikutnya sebelum memastikan langkah sebelumnya telah
benar-benar selesai.
·
Catat dengan
eksak perangkat keras yang dipasang termasuk aksesorisnya, seperti catu daya
(power suplly), patch cable, konektor dsb.
·
Catat
masing-masing komponen yang terinstall termasuk spesifikasi dan lokasinya.
·
Setelah
semua terpasang tes secara menyeluruh dalam jaringan.
·
Install
aplikasi dalam jaringan dan lakukan tes. Jangan melakukan tes dengan data yang
sebenarnya, gunakan fake-data (data contoh).
Selain catatan instalasi buatlah
manual yang detail untuk administrator, supervisor, operator maupun user.
Manual ini bisa dijadikan sebagai prosedur standar dalam operasional maupun
perawatan. Lengkapi manual dengan diagram dan as-built-drawing dari sistem
kabel yang dipasang. Tahap implementasi harus dibarengi dengan proses
pelatihan.
F.
Perencanakan kabel secara terstruktur
a. Tujuan Perkabelan terstruktur
·
Menentukan
sistem kabel yang dipakai
·
Untuk
memungkinkan perencanaan dan instalasi kabel selama konstruksi / renovasi
·
Menetapkan
persyaratan kinerja
·
Independen
aplikasi
b. Pentingnya pengkabelan terstruktur
·
Memberikan
fleksibilitas
·
Mendukung
lingkungan yang beragam
·
Memastikan
bahwa dapat diandalkan, kinerja tinggi
·
Memungkinkan
untuk bergerak cepat, menambahkan, perubahan
c. Elemen Perkabelan Terstruktur
·
Horizontal Cabling
·
Backbone Cabling
·
Area Kerja(WorkArea)
·
Ruang Telekomunikasi(Telecomunication Room)
·
Ruangan Peralatan (Equipment Room)
·
Entrace Facilities
·
Administration(TIA/EIA-606)
d. Jenis
Pengkabelan
·
Horizontal Cabling
Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel
yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper).
Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara
horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap. Ada beberapa servis atau
system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara
horizontal, yaitu:
· Servis telekomunikasi meliputi
suara, modem dan faksimile
· Perlengkapan dasar switching
· Koneksi manajemen komputer dan
telekomunikasi
· Koneksi keyboard/video/mouse (KVM)
· Komunikasi data
· Wide Area Network (WAN)
· Local Area Network (LAN)
· Storage Area Network (SAN)
· Sistem pemberian isyarat lainnya
pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS, dan lainnya
Gambar 2.1 Horizontal Cabling
Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat
dalam bentuk under-floor atau overhead. Topologi yang dapat dipasang pada
horizontal cabling pada data center adalah topologi star, maksudnya adalah
Jarak yang ditempuh pada sistem pengkabelan horizontal
·
Backbone Cabling
Fungsi dari sistem pengkabelan
backbone adalah untuk menyediakan koneksi antara main distribution area,
horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan
backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal
cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan
untuk koneksi silang backbone-to-backbone.
Gambar 2.2 Backbone Cabling
Sistem pengkabelan secara backbone
harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN,
saluran komputer, dan koneksi console perangkat. Pada dasarnya performansi
transmisi tergantung dari karakteristik kabel, perangkat keras yang terhubung,
patch cord dan kabel cross-connect, jumlah koneksi, dan perlakuan fisik
terhadap kabel tersebut.
G.
Peralatan LAN
Peralatan jaringan LAN yang di gunakan antara lain :
Kabel dan Peralatanya :
Ada 3 bagian besar standard jaringan Unshielded Twisted Pair (UTP) yaitu :
Kabel dan Peralatanya :
Ada 3 bagian besar standard jaringan Unshielded Twisted Pair (UTP) yaitu :
1.
Ethernet 10Mhz (10 Mbs) 10BASE-T
2.
Ethernet 100 Mhz (100 Mbs) 100BASE-TX
3.
Fast Ethernet.dan Gigabits Ethernet 1000 Mhz (1000
Mbs).
Jaringan yang
sederhana bisa dibuat hanya dengan 2 komputer. Masing -masing komputer mempunya
NIC (Network Interface Card) dan menjalankan Software Jaringan dan antara
keduanya di hubungkan dengan Cross Over kabel.
Untuk menghubungkan jaringan komputer yang lebih banyak diperlukan HUB atau
SWITCH dan di gunakan kabel Straigh t-Thru.
Kabel yang biasa digunakan untuk
jaringan twisted -pair adalah category 5 (CAT 5) untuk 10 Mbs dan 100 Mbs.
Untuk Gigabit Ethernet gunakan Kabel CAT 5e atau CAT 6.
Ujung dari kabel yang di buat baik Straight mau pun Cross harus di pasang konektor sebagai terminal dari kabel. Konektor ini di sebut RJ -45(Registered Jack 45). Tang Crimp digunakan untuk meng -crimp kabel dan konektor RJ -45.
Ujung dari kabel yang di buat baik Straight mau pun Cross harus di pasang konektor sebagai terminal dari kabel. Konektor ini di sebut RJ -45(Registered Jack 45). Tang Crimp digunakan untuk meng -crimp kabel dan konektor RJ -45.
Setelah mengetahui peralatan yang di
butuhkan untuk membuat kabel jaringan mari kita coba membuat kable tersebut.
Pada dasarnya kabel yang dipakai hanya 4 sisa nya sebagai ground dan pin-pin
yang di pakai (hubungkan) adalah pin 1,2,3 dan 6 dan untuk kabel cross pin 1 di
hubungkan ke pin 3, 2 ke 6, Pin TX (transmitter) berhubungan dengan pin RX
(receiver).
H.
Peralatan antar Jaringan
1.
Perangkat keras (hardware) meliputi:
a. Komputer Server
Kompuer server merupakan komputer yang bertugas untuk melayani komputer client dalam sebuah jaringan. Biasanya komputer server menyediakan sistem operasi, aplikasi, database, koneksi, dan berbagai data yang siap diolah oleh komputer client.
b. Komputer Client
Merupakan komputer yang menerima pelayanan dari komputer server. Komputer client akan mengolah data yang telah disediakan oleh komputer server.
c. Kartu Jaringan atau NIC (Network Interface Card)
Fungsi utama dari NIC adalah membuat sebuah jembatan agar kompunukasi antar komputer dapat saling terjadi.
d. HUB/Switch (Konsentrator)
Hub/Switch merupakan sebuah perangkat keras yang berfungsi untuk menguatkan dan membagi sinyal jaringan kepada beberapa komputer dalam sebuah jaringan.
a. Komputer Server
Kompuer server merupakan komputer yang bertugas untuk melayani komputer client dalam sebuah jaringan. Biasanya komputer server menyediakan sistem operasi, aplikasi, database, koneksi, dan berbagai data yang siap diolah oleh komputer client.
b. Komputer Client
Merupakan komputer yang menerima pelayanan dari komputer server. Komputer client akan mengolah data yang telah disediakan oleh komputer server.
c. Kartu Jaringan atau NIC (Network Interface Card)
Fungsi utama dari NIC adalah membuat sebuah jembatan agar kompunukasi antar komputer dapat saling terjadi.
d. HUB/Switch (Konsentrator)
Hub/Switch merupakan sebuah perangkat keras yang berfungsi untuk menguatkan dan membagi sinyal jaringan kepada beberapa komputer dalam sebuah jaringan.
e. Kabel & Konektor
Dalam sebuah jaringan, fungsi kabel pada umumnya adalah sebagai penghubung suatu komputer dengan komputer lainnya.
Dalam sebuah jaringan, fungsi kabel pada umumnya adalah sebagai penghubung suatu komputer dengan komputer lainnya.
Terdapat
berbagai jenis kabel yang sering digunakan dalam sebuah jaringan komputer,
antara lain:
Twisted Pair Ethernet, Konektor
RJ-11/RJ-45, Fiber Optic (FO), Kabel Koaksial, BNC Connector, dan lain-lain.
2. Dalam sebuah jaringan komputer juga terdapat suatu perangkat lunak atau software yang menjadi dasar dari sebuah jaringan komputer, yaitu:
a. Sistem Operasi (Operating System)
Untuk yang satu ini sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi, sebab, hampir semua sistem operasi pada saat ini sudah dapat digunakan untuk membentuk suatu jaringan komputer.
2. Dalam sebuah jaringan komputer juga terdapat suatu perangkat lunak atau software yang menjadi dasar dari sebuah jaringan komputer, yaitu:
a. Sistem Operasi (Operating System)
Untuk yang satu ini sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi, sebab, hampir semua sistem operasi pada saat ini sudah dapat digunakan untuk membentuk suatu jaringan komputer.
b. Driver
Driver ini merupakan sebuah program yang memiliki keterkaitan atau bisa disebut juga sepaket dengan perangkat yang akan diletakkan alam sebuah komputer.
Interaksi server-klien ( protocol TCP dan
UDP,Penomoran port TCP/IP)
1. Pengertian Protokol
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Prinsip dalam membuat protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu efektivitas, kehandalan, dan Kemampuan dalam kondisi gagal di network. Protokol distandarisasi oleh beberapa organisasi yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI. Tugas yang biasanya dilakukan oleh sebuah protokol dalam sebuah jaringan diantaranya adalah :
Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer / mesin lainnya.
Melakukan metode “jabat-tangan” (handshaking).
Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
Bagaimana format pesan yang digunakan.
Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya.
Mengakhiri suatu koneksi.
1. Pengertian Protokol
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Prinsip dalam membuat protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu efektivitas, kehandalan, dan Kemampuan dalam kondisi gagal di network. Protokol distandarisasi oleh beberapa organisasi yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI. Tugas yang biasanya dilakukan oleh sebuah protokol dalam sebuah jaringan diantaranya adalah :
Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer / mesin lainnya.
Melakukan metode “jabat-tangan” (handshaking).
Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
Bagaimana format pesan yang digunakan.
Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya.
Mengakhiri suatu koneksi.
2. Pengertian Model Osi Layer
Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model). Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 Layer
Definisi masing-masing Layer pada model OSI
7. Application adalah Layer paling tinggi
dari model OSI, seluruh layer dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas
dari application layer adalah Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi
dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses
jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada
dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, NFS.
6. Presentation berfungsi untuk
mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format
yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level
ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti
layanan Workstation (dalam windows NT) dan juga Network shell (semacam
Virtual network komputing (VNC) atau Remote Dekstop Protokol (RDP).
5. Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi
dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga
dilakukan resolusi nama.
4. Transport Berfungsi untuk memecah data
ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu,
pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang
di tengah jalan.
3. Network Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP,
membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3.
2. Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana
bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.
Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Access Control Address (MAC
Address), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub,
bridge, repeater, dan switch layer2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level
ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan
lapisan Media Access Control (MAC).
1. Physical adalah Layer paling bawah dalam model
OSI. Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet
atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga
mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan
media kabel atau radio.
3. Cara Kerja Model OSI
Cara Kerja : Pembentukan paket dimulai dari layer teratas
model OSI. Aplication layer megirimkan data ke presentation layer, di
presentation layer data ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirim ke
layer dibawahnya, pada layer dibawahnya pun demikian, data ditambahkan header
dan atau tailer kemudian dikirimkan ke layer dibawahnya lagi, terus demikian
sampai ke physical layer. Di physical layer data dikirimkan melalui media
transmisi ke host tujuan. Di host tujuan paket data mengalir dengan arah
sebaliknya, dari layer paling bawah kelayer paling atas. Protokol pada physical
layer di host tujuan mengambil paket data dari media transmisi kemudian
mengirimkannya ke data link layer, data link layer memeriksa data-link layer
header yang ditambahkan host pengirim pada paket, jika host bukan yang dituju
oleh paket tersebut maka paket itu akan di buang, tetapi jika host adalah yang
dituju oleh paket tersebut maka paket akan dikirimkan ke network layer, proses
ini terus berlanjut sampai ke application layer di host tujuan. Proses
pengiriman paket dari layer ke layer ini disebut dengan “peer-layer
communication”.
4. Pengertian TCP/IP
TCP/IP (Transmission
Control Protokol / Internet Protokol ) adalah standar komunikasi data
yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari
satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP
dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah
protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk
membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar
jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan
fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
5. Definisi Masing-masing Layer
pada model TCP/IP
4. Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang
bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan
jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP),
File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP),
Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya.
Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP,
protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka
Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT).
3. Transport berguna untuk membuat
komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented
atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam
lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram
Protocol (UDP).
2. Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan
menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet
Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),Internet control Message
Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol (IGMP).
1. Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame –
frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja
dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN
(seperti halnya Ethernet dan Token Ring), Man dan Wan (seperti halnya dial-up
model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN),
Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode
(ATM).
6. Ilustrasi koneksi pada TCP/IP
Awalnya suatu paket dengan SYN-flag dikirim ke IP tujuan, tujuan akan
memberikan respon dengan suatu ACK(SYN) flag atau suatu paket de ngan RSTflag.
Akan saya jelaskan:
SYN singkatan dari SYN -(synchronisation), yang digunakan untuk
‘memberitahukan' komputer tujuan suatu permintaan melakukan koneksi, kalau
diterima, maka permintaan tersebut akan dijawab dengan suatu paket ACK(SYN)
flag.
A CK singkatan dari ACK-(nowledgement). Setelah menerima paket dengan
ACK(SYN) flag, komputer mengirim kembali suatu ACK memberitahukan host lain
bahwa koneksi telah dibuat. Hal ini kita sebut sebagai
"Three-Way-Handshake". Jika koneksi telah dibuat dan salah satu host
ingin melakukan disconnect, akan dikirim suatu paket dengan FIN-flag
diaktifkan. (FIN singkatan dari Finish). Tabel ini akan membuat hal ini lebih
jelas:
Computer A Computer B
========== ==========
1) SYN -->
2) <-- ACK(SYN)
3) ACK --> Ya, koneksi telah dibuat!
4) FIN -->
5) <-- ACK(FIN) Buku Panduan Komunikasi Data
Computer A Computer B
========== ==========
1) SYN -->
2) <-- RST
3) ACK --> "Computer B" tidak ingin mela kukan koneksi dengan
"Computer
A"!
(mungkin komputer B menjalankan suatu firewall)
Ada beberapa cara untuk mengeksplotasi protocol TCP :
SYN-floods, teardrop, Smurf-attacks, sequence-number attacks & dll.
7. Pengertian UDP (User Datagram Protocol)
User Datagram Protocol (UDP) adalah salah satu
protokol lapisan transpor TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal
(unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan
yang menggunakan TCP/IP. UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
· Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus
dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar
informasi.
·
Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan
dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment.
Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan
terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan
aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka
masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan
waktu yang telah didefinisikan.
·
UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim
pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam
jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process
Identification dan Destination Process Identification.
·
UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran
16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
Tabel Perbedaan TCP dan UDP
Dibawah ini merupakan tabel perbedaan TCP dan
UDP :
No
|
TCP
|
UDP
|
1.
|
Beroperasi
berdasarkan konsep koneksi.
|
Tidak
berdasarkan konsep koneksi, jadi harus membuat kode sendiri.
|
2.
|
Jaminan
pengiriman-penerimaan data akan reliable dan teratur.
|
Tidak ada
jaminan bahwa pengiriman dan penerimaan data akan reliable dan teratur, sehingga
paket data mungkin dapat kurang, terduplikat, atau bahkan tidak sampai sama
sekali.
|
3.
|
Secara
otomatis memecah data ke dalam paket-paket.
|
Pemecahan
ke dalam paket-paket dan proses pengirimannya dilakukan secara manual.
|
4.
|
Tidak akan
mengirimkan data terlalu cepat sehingga memberikan jaminan koneksi internet
dapat menanganinya.
|
Harus
membuat kepastian mengenai proses transfer data agar tidak terlalu cepat
sehingga internet masih dapat menanganinya.
|
5.
|
Mudah
untuk digunakan, transfer paket data seperti menulis dan membaca file.
|
Jika paket
ada yang hilang, perlu dipikirkan di mana letak kesalahan yang terjadi dan
mengirim ulang data yang diperlukan.
|
8. FCS (Frame Check Sequence)
Teknik pengecekan kesalahan dalam transmisi data
dengan cara mengirimkan sandi berupa field 16 bit sebelum flag penutup. Sandi
ini akan dipakai penerima untuk memeriksa data dari kesalahan. Apabila antara
isi field dengan hasil perhitungan yang dilakukan penerima tidak sama, maka
dipastikan telah terjadi kesalahan dalam proses transmisi.
9. Port
Dalam protokol jaringan TCP/IP, sebuah port adalah mekanisme yang
mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung beberapa sesi koneksi dengan
komputer lainnya dan program di dalam jaringan. Port dapat mengidentifikasikan
aplikasi dan layanan yang menggunakan koneksi di dalam jaringan TCP/IP.
Sehingga, port juga mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana sebuah
server dapat memberikan sebuah layanan kepada klien atau bagaimana sebuah klien
dapat mengakses sebuah layanan yang ada dalam server. Port dapat dikenali
dengan angka 16-Bit (dua byte) yang disebut dengan Port Number dan
diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan, ke dalam
Port TCP dan Port UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka total maksimum jumlah
port untuk setiap protokol transport yang digunakan adalah 65536 buah.
Dilihat dari penomorannya, port UDP dan TCP dibagi menjadi tiga jenis,
yakni sebagai berikut:
·
Well-known Port: yang pada awalnya berkisar
antara 0 hingga 255 tapi kemudian diperlebar untuk mendukung antara 0 hingga
1023. Port number yang termasuk ke dalam well-known port, selalu
merepresentasikan layanan jaringan yang sama, dan ditetapkan oleh Internet
Assigned Number Authority (IANA). Beberapa di antara port-port yang berada di
dalam range Well-known port masih belum ditetapkan dan direservasikan untuk
digunakan oleh layanan yang bakal ada di masa depan. Well-known port
didefinisikan dalam RFC 1060.
·
Registered Port: Merupakan Port-port yang
digunakan oleh vendor-vendor komputer atau jaringan yang berbeda untuk
mendukung aplikasi dan sistem operasi yang mereka buat. Registered port juga
diketahui dan didaftarkan oleh IANA tapi tidak dialokasikan secara permanen,
sehingga vendor lainnya dapat menggunakan port number yang sama. Range
registered port berkisar dari 1024 hingga 49151 dan beberapa port di antaranya
adalah Dynamically Assigned Port.
·
Dynamically Assigned Port: merupakan port-port
yang ditetapkan oleh sistem operasi atau aplikasi yang digunakan untuk melayani
request dari pengguna sesuai dengan kebutuhan. Dynamically Assigned Port
berkisar dari 1024 hingga 65536 dan dapat digunakan atau dilepaskan sesuai
kebutuhan.
Port
|
Jenis Port
|
Keyword
|
Digunakan
|
20
|
TCP, UDP
|
FTP-Data
|
File
Transfer protocol (default data)
|
21
|
TCP, UDP
|
FTP
|
File
Transfer protocol (default data)
|
23
|
TCP, UDP
|
TELNET
|
Telnet
|
25
|
TCP, UDP
|
SMTP
|
Simple
Mail Transfer Protocol alias = mail
|
53
|
TCP, UDP
|
DOMAIN
|
Domain Name
System Server
|
67
|
TCP, UDP
|
BOOTPC
|
DHCP/BOOTP
Protocl server
|
68
|
TCP, UDP
|
BOOTPC
|
DHCP/BOOTP
Protocl server
|
69
|
TCP, UDP
|
TFTP
|
Trivial
File Transfer Protocol
|
80
|
TCP, UDP
|
WWW
|
World Wide
Web HTTP
|
110
|
TCP, UDP
|
POP3
|
PostOfficeprotocol
version3 (POP3)
|
123
|
TCP, UDP
|
NTP
|
Network
Time Protocol
|
220
|
TCP, UDP
|
IMAP3
|
Interactive
Mail Access Protocol versi 3
|
subnetting dan subnet mask
Setelah
sebelumnya blog gaptek ini membahas tentang “ Mengenal Kelas IP Address”, maka melanjutkan pembahasan tersebut
dalam postingan kali ini blog gaptek memberanikan diri membahas tentang “Mengenal Teknik Subnetting “, mari kita mulai.
Apa itu Subnetting?
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
Apa itu Subnetting?
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik
subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Demikianlah bahasan sederhana tentang mengenal teknik subnetting ini, mohon dikoreksi apabila ada kesalahan.
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Demikianlah bahasan sederhana tentang mengenal teknik subnetting ini, mohon dikoreksi apabila ada kesalahan.
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa
Inggris yang mengacu kepada angka biner
32 bit yang digunakan untuk membedakan network
ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut
juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit
yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang
didefinisikan, adalah sebagai berikut:
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah
jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask
meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet
mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan
ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam
setiap node TCP/IP.
Desimal Bertitik
Sebuah subnet
mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai
bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit
tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa
meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah
sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan
kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP
yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan
beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Kelas alamat
|
||
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
Perlu diingat,
bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator
jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau
supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network
identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan
bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier
akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam
subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network
identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang
digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai
berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit
network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan
dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi
network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network
prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
yang didefinisikan formatnya adalah :
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas alamat
|
Prefix Length
|
||
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
/8
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
/16
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
/24
|
Sebagai contoh,
network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua
host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier
yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus
menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask
yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan
notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang
alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP
yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network
identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari
138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan
network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask
tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu
dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di
dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan
bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false
jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit,
nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai
0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan
melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat
IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise
logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet
mask itulah yang disebut dengan network identifier.
contoh :
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
tabel pembuatan ip
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada
alamat IP dengan network identifier kelas A.
Jumlah subnet
(segmen jaringan) |
Jumlah subnet
bit
|
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap
subnet
|
1-2
|
1
|
255.128.0.0 atau /9
|
8388606
|
3-4
|
2
|
255.192.0.0 atau /10
|
4194302
|
5-8
|
3
|
255.224.0.0 atau /11
|
2097150
|
9-16
|
4
|
255.240.0.0 atau /12
|
1048574
|
17-32
|
5
|
255.248.0.0 atau /13
|
524286
|
33-64
|
6
|
255.252.0.0 atau /14
|
262142
|
65-128
|
7
|
255.254.0.0 atau /15
|
131070
|
129-256
|
8
|
255.255.0.0 atau /16
|
65534
|
257-512
|
9
|
255.255.128.0 atau /17
|
32766
|
513-1024
|
10
|
255.255.192.0 atau /18
|
16382
|
1025-2048
|
11
|
255.255.224.0 atau /19
|
8190
|
2049-4096
|
12
|
255.255.240.0 atau /20
|
4094
|
4097-8192
|
13
|
255.255.248.0 atau /21
|
2046
|
8193-16384
|
14
|
255.255.252.0 atau /22
|
1022
|
16385-32768
|
15
|
255.255.254.0 atau /23
|
510
|
32769-65536
|
16
|
255.255.255.0 atau /24
|
254
|
65537-131072
|
17
|
255.255.255.128 atau /25
|
126
|
131073-262144
|
18
|
255.255.255.192 atau /26
|
62
|
262145-524288
|
19
|
255.255.255.224 atau /27
|
30
|
524289-1048576
|
20
|
255.255.255.240 atau /28
|
14
|
1048577-2097152
|
21
|
255.255.255.248 atau /29
|
6
|
2097153-4194304
|
22
|
255.255.255.252 atau /30
|
2
|
Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada
alamat IP dengan network identifier kelas B.
Jumlah subnet/
segmen jaringan |
Jumlah subnet
bit
|
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap
subnet
|
||
1-2
|
1
|
255.255.128.0 atau /17
|
32766
|
||
3-4
|
2
|
255.255.192.0 atau /18
|
16382
|
||
5-8
|
3
|
255.255.224.0 atau /19
|
8190
|
||
9-16
|
4
|
255.255.240.0 atau /20
|
4094
|
||
17-32
|
5
|
255.255.248.0 atau /21
|
2046
|
||
33-64
|
6
|
255.255.252.0 atau /22
|
1022
|
||
65-128
|
7
|
255.255.254.0 atau /23
|
510
|
||
129-256
|
8
|
255.255.255.0 atau /24
|
254
|
||
257-512
|
9
|
255.255.255.128 atau /25
|
126
|
||
513-1024
|
10
|
255.255.255.192 atau /26
|
62
|
||
1025-2048
|
11
|
255.255.255.224 atau /27
|
30
|
||
2049-4096
|
12
|
255.255.255.240 atau /28
|
14
|
||
4097-8192
|
13
|
255.255.255.248 atau /29
|
6
|
||
8193-16384
|
14
|
255.255.255.252 atau /30
|
2
|
Jumlah subnet
(segmen jaringan) |
Jumlah subnet
bit
|
Subnet
mas1265132185131813k
(notasi desimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap
subnet
|
1-2
|
1
|
255.255.255.128 atau /25
|
126
|
3-4
|
2
|
255.255.255.192 atau /26
|
62
|
5-8
|
3
|
255.255.255.224 atau /27
|
30
|
9-16
|
4
|
255.255.255.240 atau /28
|
14
|
17-32
|
5
|
255.255.255.248 atau /29
|
6
|
33-64
|
6
|
255.255.255.252 atau /30
|
2
|
REFERENSI
- Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
- Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
- Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
Berikut soal latihan, tentukan :
a) Alamat Subnet Mask,
b) Alamat Subnet,
c) Alamat Broadcast,
d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
e) serta Alamat Subnet ke-3
dari alamat sebagai berikut:
1. 198.53.67.0/30
2. 202.151.37.0/26
3. 191.22.24.0/22
Saya coba berhitung-hitung seperti demikian
1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:
Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan broadcast yang valid:
a) Alamat Subnet Mask,
b) Alamat Subnet,
c) Alamat Broadcast,
d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
e) serta Alamat Subnet ke-3
dari alamat sebagai berikut:
1. 198.53.67.0/30
2. 202.151.37.0/26
3. 191.22.24.0/22
Saya coba berhitung-hitung seperti demikian
1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:
Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan broadcast yang valid:
Maka dari
perhitungan diperoleh:
- Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252
- Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
- Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
- Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
- Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8
2.202.151.37.0/26 -> IP class C
Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192
Host dan broadcast yang valid:
Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192
Host dan broadcast yang valid:
Maka dari
perhitungan diperoleh:
- Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192
- Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192
- Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255
- Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248
- Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128
3.191.22.24.0/22 –> IP class B
Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host
Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…
Alamat host yang valid:
Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host
Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…
Alamat host yang valid:
- Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0
- Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252
- Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255
- Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128
- Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan
IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan
subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan
kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan
berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
|
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok,
sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan
sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26
?
Analisa: 192.168.1.0
berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti
sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat
host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP
address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung
seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Ok, kita
coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang
menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B
khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network
address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class
A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan 
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
No comments:
Post a Comment